Topmanado.com, Manado – Berangkat dari kekaguman pada filosofi kehidupan yang tinggi pada Ansamble Musik Kolintang Kayu dan keindahan dentingan dari kesatuan bilah bilah tersebut membuat sosok putri Asal Yogyakarta, Dr. Dominica DA, ST. MM merasa terpanggil untuk melestarikan dan memperluas keberadaan Ansambel Musik Kolintang Kayu Minahasa tersebut keseluruh masyarakat Indonesia.
Tak hanya itu juga, dalam jabatan sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Insan Kolintang Nasional (PINKAN) Indonesia bersama-sama dengan pengurus lainnya, beliau turut berjuang demi membawa musik kolintang ke UNESCO.
“ Sebagai Wasekjen, saya mendukung Visi dan Misi PINKAN Indonesia dibawah kepemimpinan Ny. Penny Iriana Marsetio bersama Jajaran Pengurus PINKAN Indonesia berjuang untuk mempertahankan cultural heritage Indonesia karena Ansambel Musik Kolintang Kayu merupakan bagian dari keanekaragaman seni budaya Indonesia yang sangat berkontribusi dalam membangun karakter bangsa. Oleh karenanya Ansambel Musik Kolintang Kayu telah menerima pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Nasional karena keberadaannya tidak terbantahkan lagi sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia, turun menurun dari leluhur Minahasa Sulawesi Utara yang kemudian menyebar keseluruh pelosok Indonesia bahkan mendunia, “ Ujar Ibu Cantik Lulusan S3 dari Universitas Negeri Jakarta dan masih menekuni penelitian S3 di UNHI Denpasar kepada Topmanado.com beberapa waktu yang lalu.
Sebagai orang yang bukan keturunan Sulawesi Utara, beliau tidak merasa asing dan tidak merasa berbeda karena Kolintang mempersatukan rasa dan hati. Oleh karenanya bukan suatu kebetulan kolintang ini ada tetapi karena adanya proses sejarah dan evolusi budaya yang menguat berkembang di kawasan utara Indonesia.
“Ansambel Musik Kolintang Kayu Minahasa ini bagi saya adalah alat musik etnik yang memiliki kekuatan daya tarik tersendiri karena ketika memainkannya baik bersama sama atau sebagai pendengar dan penikmat ada pengalaman yang sangat indah. Betapa tidak Ansambel Musik Kolintang Kayu yang terdiri dari 7 sampai 10 alat musik ini satu sama lain saling mempengaruhi , dan ekspresi serta imajinasi dari setiap harmonisasi para pemain menciptakan suasana rasa gembira, dan rasa tenang, “ kata Dominica yang mengenal musik kolintang sejak10 tahun lalu.
Saat ini segenap Segenap Jajaran Pengurus PINKAN Indonesia bersama Pemprov Sulut berkomitment mengupayakan agar terdaftar dalam List of Intangible Cultural Heritage UNESCO dan terus bergiat melanjutkan Gerakan Budaya menjadikan Ansambel Musik Kolintang Kayu sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia yang diakui oleh dunia internasional.
“Kegiatan yang terus dilakukan berkesinambungan dalam rangka gerakan budaya tersebut. Berbagai Festival dan Lomba Ansambel Musik Kolintang Kayu dihadirkan dalam rangka peningkatan kualitas seni di masyarakat. Berbagai upaya dilakukan untuk terus menerus mempertahankan pusaka budaya Indonesia karena rentannya terhadap klaim Warisan Budaya Tak Benda oleh Negara lain. Kuatnya nilai-nilai budaya akan meningkatkan kesadaran akan jatidiri dan persatuan bangsa “ Tutup Ibu cerdas yang mempunyai nama panggilan Mbak Adjeng.
(CIM)